Laman

Jumat, 08 Oktober 2010

Stop Styrofoam!


Styrofoam adalah tempat pengemas makanan yang sering digunakan sehari - hari. Sifat fisik dari Styrofoam yang relatif tahan bocor, ringan, praktis, dan dapat menjaga suhu makanan dengan baik, membuat Styrofoam menjadi yang dicari - cari sebagai pengemas makanan, apalagi didukung harga styrofoam yang sangat murah.

Kandungan Styrofoam dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, karena bahan-bahan kimia yang terkadung di dalamnya dapat berpindah ke makanan yang dikonsumsi manusia. WHO (World Health Organization), EPA (Environmental Protection Agency) dan beberapa lembaga lainnya malah sudah mengategorikan styrofoam sebagai bahan Carsinogen karena benzen yang digunakan untuk memproses butiran styrene merupakan larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan tidak bisa dikeluarkan melalui feses ataupun urine. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Saat benzena termakan, zat juga akan masuk ke sel-sel darah
dan lama-lama akan merusak sumsum tulang belakang, bahkan efek selanjutnya akan timbul anemia, sistem imun yang berkurang.

Faktor yang mempengaruhi perpindahan zat kimia pada Styrofoam ke dalam makanan, antara lain:
1. Suhu yang tinggi
2. Kadar lemak tinggi
3. Kadar alkohol dan asam yang tinggi
4. Lama kontak

Bagi lingkungan, styrofoam adalah musuh besar yang paling dihindari. Karena sifatnya yang tidak bisa diuraikan oleh alam sama sekali dan sulit didaur ulang karena kurangnya fasilitas daur ulang yang sesuai. Styrofoam akan utuh ditanah selama 30 tahun lebih. Sebagian menumpuk begitu saja karena tidak bisa didegradasi. Sebagian terbawa kelaut dan merusak ekosistem laut.

Jadi untuk itu, stop penggunakan Styrofoam sekarang juga. Di samping untuk menghindari kanker, juga untuk melindungi dan mempertahankan lingkungan kita sampai global menjadi bersih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar